Hops.ID - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mewaspadai dampak disparitas harga beras yang terlalu tinggi.
Hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bank Dunia, bahwa harga beras Indonesia paling mahal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Arsjad menyebut akan ada ancaman bagi petani jika perbedaan antara harga di dalam negeri dengan luar negeri terlalu besar.
Sebab, ada kecenderungan beras impor lebih murah, keinginan untuk mendatangkan beras dari luar negeri akan sangat tinggi.
Terlebih, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras
sebanyak 200 ribu ton hingga akhir 2022 untuk memenuhi stok beras nasional di
gudang Bulog.
Stok beras impor itu rencananya hanya akan digunakan pada kondisi tertentu seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.
Penggunaannya pun akan diawasi secara ketat untuk memastikan tidak ada yang masuk ke pasar.
Baca Juga: Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid beberkan tiga aspek utama untuk kuatkan perekonomian Indonesia
Artikel Terkait
Catat! Ini 3 aspek utama untuk kuatkan ekonomi Indonesia menurut Arsjad Rasjid
Tindak lanjuti arahan Presiden, Ketum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid rancang peta jalan Indonesia Emas 2045